Pemain Terburuk Di Liga Inggris

Pemain Terburuk Di Liga Inggris

Torehan 15 poin sunderland ternyata bukanlah yang terburuk di liga inggris. Ya, predikat tim terburuk di liga inggris, jatuh pada derby county di musim 2007/08. Saat ini, premier league menjadi salah satu liga yang paling populer dan sulit ditandingi. Saat ini, premier league menempati posisi teratas dalam hal. Manchester city keluar sebagai juara sekaligus.

The cherries kini memiliki sejarah yang relatif panjang di liga, dengan musim.

Data superkomputer mengungkapkan 11 pemain dengan performa terburuk sejauh ini di Liga Inggris termasuk duo bintang Liverpool, Sadio Mane dan Trent Alexander Arnold.

Mane secara mengejutkan mendapat nilai kedua terendah di bawah striker Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang yang hanya mampu mengemas tiga gol di 15 pertandingan.

Sport Bible melansir, data dari superkomputer Fantasy5 menggunakan algoritma berdasarkan skor yang diberikan Football Fantasy setiap pertandingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aubameyang gagal memenuhi target performa per pekan. Musim ini, striker asal Gabon itu mencapai angka di bawah rata 4,1 poin setiap pekan. Ini menjadi nilai terendah di Premier League.

Sementara Mane menjadi pemain dengan angka terendah kedua di bawah Aubameyang. Sedangkan Alexander-Arnold di posisi ketiga dan harus berjuang keras untuk menyamai rekor musim lalu di mana ia mencetak empat gol dan 13 assist di Liga Inggris.

Penyerang Manchester United Mason Greenwood juga tercatat memiliki 2,8 poin di bawah rata-rata yang diharapkan. Sejauh ini ia hanya mampu mencetak satu gol dari 11 penampilan.

Data dari superkompeter Fantasy5 memang tak bisa dijadikan acuan pasti. Namun, pemberian nilai pemain agak menyerupai performa asli di lapangan seperti yang rutin dirilis Whoscored.

Bintang Chelsea Kai Havertz juga masuk daftar pemain dengan penampilan terburuk musim ini bersama winger Arsenal Willian dan bek Man Utd, Luke Shaw.

Daftar 11 pemain terburuk di Liga Inggris:

Kiper: Aaron Ramsdale (Sheffield United)

Bek Kanan: Trent Alexander-Arnold (Liverpool)

Bek Tengah: Enda Stevens (Sheffield United)

Bek Tengah: John Egan (Sheffield United)

Bek Kiri: Luke Shaw (Man United)

Sayap Kanan: Willian (Arsenal)

Gelandang: Kai Havertz (Chelsea)

Gelandang: Joao Moutinho (Wolves)

Sayap Kiri: Sadio Mane (Liverpool)

Penyerang: Pierre-Emerick Aubameyang (Arsenal)

Penyerang: Mason Greenwood (Man United)

8. Watford musim 1999/00Pada musim 1999/00, Watford mendapat predikat tim terburuk. Itu setelah mereka kalah 26 kali dalam satu musim.Ketika itu, Watford hanya mengemas 24 poin pada akhir musim. Konsekuensinya, tim berjuluk The Hornets pun terdegradasi ke Divisi Championship.Beruntung, pada musim ini, Watford mengubah status mereka dari tim semenjana menjadi tim papan tengah. Berkat suntikan dana dari pengusaha Italia, Gino Pozzo, Watford bercokol di peringkat 13 klasemen sementara.7. Swindown Town musim 1993/94Musim 1993/94 menjadi satu-satunya kesempatan Swindown Town tampil di Liga Inggris hingga saat ini. Sayangnya, kesempatan itu tak dipergunakan dengan baik.Kepergian pemain yang merangkap manajer, Glenn Hoddle ke Chelsea menjadi awal keterpurukan itu. Maklum, Hoddle adalah figur kunci keberhasilan Swindown promosi ke Liga Inggris.Sepanjang musim, Swindown hanya mengemas lima kemenangan dan meraup total 30 poin. Catatan kebobolan mereka sungguh luar biasa yakni 100 gol!

Mantan pemain Real Madrid itu tiba di Stoke dengan status pinjaman dari PSG pada 2017 dan, setelah hanya satu sesi latihan, ia mengantongi gol melawan Arsenal pada debutnya.

Itu untuk membuktikan satu-satunya titik tertinggi dari hubungan yang singkat dan bergejolak ini.

Pada bulan Desember, Mark Hughes membawa ketiga pemain penggantinya dalam pertandingan melawan Swansea. Jese, yang marah karena tidak dibawa masuk, berdiri dan langsung berjalan keluar dari stadion.

Dia diberikan cuti untuk mengunjungi putranya yang lahir prematur di Kepulauan Canary dan Stoke berusaha untuk membatalkan pinjaman dengan segera.

The Potters terdegradasi pada akhir musim dan Jese kembali ke Paris. Pada Juni 2022, dia memberi tahu Tuttosport bahwa waktu di Staffordshire adalah "petualangan terburuk" dalam kariernya.

Sumber: Planet Football

Finis Terburuk di Era Liga 1, Persebaya Berburu Pemain Jempolan, Rizky Ridho Masuk Bursa Transfer

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persebaya Surabaya menyelesaikan musim lalu dengan hasil yang jauh dari perkiraan.

Klub berjuluk Bajol Ijo itu finis di peringkat ke-12 pada Liga 1 2023/24.

Hasil tersebut menjadi torehan terburuk Persebaya di era Liga 1 atau sejak promosi di tahun 2018.

Direktur Operasional Persebaya Surabaya, Candra Wijaya, mengatakan hasil di musim lalu menjadi pelajaran penting manajemen tim Bajol Ijo.

Baca juga: Eks-Striker Timnas Indonesia Penemu Marselino: Dia Agak Tengil Tapi Tekniknya di Atas Rata-rata

"Ini paling sulit dijawab (target musim depan). Yang pasti tahun kemarin musim terburuk persebaya," kata Candra.

"Sejak kami di liga 1, kami tidak pernah seburuk musim lalu peringkat 12 dan bagi kami di manajemen itu jadi pelajaran berharga. Makannya kami ingin musim ini persiapan lebih rapi, kekuatan tim harus ditambah," paparnya.

Sejak 2018, di musim ini memang Persebaya belum pernah menyelesaikan musim di luar 10 besar.

Pada musim perdananya di 2018, Persebaya berakhir di peringkat kelima, di musim selanjutnya, Bajol Ijo bahkan menjadi runner-up.

Selanjutnya, di musim 2021/22 Persebaya berada di peringkat kelima dan musim 2022/23 berada di urutan keenam.

"Kalau bicara target yang pasti harus lebih baik dari musim-musim sebelumnya. Kami pernah di peringkat lima, kami pernah di peringkat dua, musim lalu musim terburuk kami di peringkat 12," ujar Candra.

"Kami di manajemen sudah menegaskan tidak boleh lagi seperti itu, harus lebih baik," sambungnya.

Demi terhindar dari 'lubang' yang sama Candra Wijaya mengatakan jika Persebaya akan melakukan evaluasi total.

SEBANYAK 5 pemain rekrutan terburuk di Liga Inggris 2023-2024 akan diulas Okezone. Liga Inggris 2023-2024 telah resmi berakhir dengan Manchester City yang keluar sebagai juara untuk keempat kalinya secara beruntun.

Di bawahnya, ada Arsenal Liverpool, dan Aston Villa yang membuntuti skuad asuhan Pep Guardiola tersebut. Berakhirnya Liga Inggris musim ini sekaligus menutup perjalanan rekrutan masing-masing tim di musim perdananya.

Cole Parmer milik Chelsea dapat dibilang sebagai rekrutan terbaik di Premier League musim ini. Sebab, pemain yang diboyong The Blues -julukan Chelsea- menjelang penutupan bursa transfer ini menjadi penggendong andal skuad Chelsea yang angin-anginan musim ini. Dari 34 penampilan, pemain asal Manchester ini mencetak 22 gol dan 11 assist.

Selain Cole Parmer yang merupakan rekrutan terbaik musim ini, sederet pemain menjadi rekrutan terburuk. Bahkan ada pemain yang dibeli dengan harga mencapai ratusan juta pounds tapi gagal memberikan kontribusi yang berarti.

Berikut 5 rpemain ekrutan terburuk di Liga Inggris 2023-2024:

5. Ryan Gravenberch (Liverpool)

Ryan Gravenberch diboyong Liverpool seharga 34 juta pounds (Rp692 miliar) dari Bayern Munich untuk mengisi lini tengah The Reds yang ditinggal banyak gelandang andalannya. Sayangnya, pemain muda ini gagal menampilkan performa terbaiknya.

Datang berbarengan dengan Dominic Szoboszlai, Alexis Mac Allister, dan Wataru Endo, Gravenberch kesulitan beradaptasi. Alhasil, ia hanya menjadi penghangat bangku cadangan.

4. Mason Mount (Manchester United)

Manchester United menjadi tim yang paling merugi musim ini. Melakukan banyak pembelian besar, mereka justru tidak masuk zona Eropa sama sekali. Mason Mount menjadi salah satu rekrutan terburuknya.

Dibeli seharga 55 juta Pounds (Rp1,1 triliun) dari Chelsea, Mount diharapkan menjadi penerus nomor punggung 7. Namun, faktanya ia hanya mampu mencetak 1 gol dan 1 assist dalam 19 laga dan lebih banyak masuk ruang operasi.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

3. Matheus Nunes (Manchester City)

Manchester City memang menjadi juara Liga Inggris 2023-2024, namun mereka juga tidak luput dari salah merekrut pemain. Pep Guardiola merekrut Matheus Nunes seharga 53 juta Pounds (Rp1,07 triliun) dari Wolves karena bakatnya yang dinilai luar biasa.

Namun, faktanya di Etihad Matheus Nunes gagal bersinar. Ia lebih banyak duduk di bangku cadangan dan hanya mennumpang angkat trofi Liga Inggris bersama The Citizens. Musim ini, Nunes mencetak lima assist dari 31 penampilan Bersama Manchester City di semua kompetisi

2. Sandro Tonali (Newcastle United)

Berhasil menembus Liga Champions membuat Newcastle United memperkuat kedalaman dengan merekrut Sandro Tonali yang memiliki pengalaman di kompetisi Eropa. Sayangnya, The Magpies tidak mencari tahu apa kebiasaan Tonali di luar lapangan.

Diboyong dengan mahar 60 juta pounds (Rp1,22 triliun) dari AC Milan, Tonali hanya tampil dalam 12 laga dan mencetak 1 gol. Sisanya, ia tidak melakukan apa pun untuk tim karena mendapat sanksi larangan bermain akibat kecanduan judi ilegal.

1. Moises Caicedo (Chelsea)

Rekrutan terburuk Liga Inggris musim ini disematkan untuk Moises Caicedo. Bersinar selama semusim di Brighton, Caicedo menjadi rebutan Chelsea dan Liverpool meski akhirnya The Blues yang mendapatkan tanda tangannya dengan kocek 115 juta pounds atau setara Rp2,34 triliun!

Dengan harga semahal itu, Caicedo masuk ke dalam daftar 10 pembelian pemain termahal Liga Inggris sepanjang sejarah. Sayangnya, harga yang dikeluarkan tidak sebanding dengan kontribusi yang diberikan.

Duetnya dengan Enzo Fernandez di lini tengah terlihat tidak padu. Ia juga beberapa kali melakukan blunder yang merugikan tim. Musim ini, Caicedo hanya mencetak satu gol dan empat assist dari 48 penampilan Bersama Chelsea.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

3. Matheus Nunes (Manchester City)

Manchester City memang menjadi juara Liga Inggris 2023-2024, namun mereka juga tidak luput dari salah merekrut pemain. Pep Guardiola merekrut Matheus Nunes seharga 53 juta Pounds (Rp1,07 triliun) dari Wolves karena bakatnya yang dinilai luar biasa.

Namun, faktanya di Etihad Matheus Nunes gagal bersinar. Ia lebih banyak duduk di bangku cadangan dan hanya mennumpang angkat trofi Liga Inggris bersama The Citizens. Musim ini, Nunes mencetak lima assist dari 31 penampilan Bersama Manchester City di semua kompetisi

2. Sandro Tonali (Newcastle United)

Berhasil menembus Liga Champions membuat Newcastle United memperkuat kedalaman dengan merekrut Sandro Tonali yang memiliki pengalaman di kompetisi Eropa. Sayangnya, The Magpies tidak mencari tahu apa kebiasaan Tonali di luar lapangan.

Diboyong dengan mahar 60 juta pounds (Rp1,22 triliun) dari AC Milan, Tonali hanya tampil dalam 12 laga dan mencetak 1 gol. Sisanya, ia tidak melakukan apa pun untuk tim karena mendapat sanksi larangan bermain akibat kecanduan judi ilegal.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Amerika Selatan biasanya merupakan sarang dari talenta-talenta penyerang yang memukau, namun beberapa di antaranya telah menjadi pemandangan yang tidak menyenangkan di Liga Primer.

Franco Di Santo termasuk dalam kategori tersebut, setelah melesat dari perbandingan dengan Diego Maradona ke tim utama di Stamford Bridge dalam waktu singkat.

Para penggemar menyaksikan Di Santo berjuang keras dalam 16 pertandingan di seluruh kompetisi, delapan di liga, tanpa mencetak gol di Chelsea.

Pemain berpostur 6 kaki 4 inci ini lebih sukses di Wigan Athletic, mencetak 13 gol dalam 92 pertandingan liga.

Namun, satu gol dari 22 pertandingan untuk Blackburn Rovers menunjukkan betapa mengecewakannya pemain asal Argentina ini di Inggris.

Di Santo dapat membanggakan dua gelar juara di Piala FA, namun masa-masa di liga utama Inggris, khususnya di London barat, mungkin membuat para petinggi Chelsea menyesal merekrutnya.