Suami Sering Ngomong Kasar

Suami Sering Ngomong Kasar

Haruskah bertahan dengan suami yang kasar

Suami yang melakukan kekerasan dan bersifat kasar memang menjadikan istri tidak tahan dan ingin memutuskan hubungan.

Lalu apakah suami dapat berubah sikap? Mengubah sikap seseorang tidak mudah dan itu keinginan berubah itu harus ada dalam dirinya.

Suami yang ingin melakukan perubahan sifat dan mencoba mempertahankan hubungan dapat diketahui dari ciri ciri berikut:

Menerima konsekuensi perbuatan

Menerima konsekuensi terhadap sifat kekerasan atau kasar yang pernah dilakukan baik itu dari keluarga atau lingkungan sekitar.

Kesadaran datang dari dirinya sendiri

Untuk mengubah sifat kasar suami, hal itu tidak dapat dilakukan oleh istri ataupun orang lain. Harus ada motivasi kuat sehingga sifat kasar dapat diubah ke arah yang lebih baik.

Sifat kasar dalam hubungan

Sifat kasar dalam suatu hubungan bisa memperkeruh rumah tangga. Sifat kasar dapat membuka gerbang kekerasan dalam rumah tangga.

Jika suami memiliki sifat kasar, maka istri harus bisa menyikapinya agar dapat menghadapi sikap suami yang seperti ini.

Sifat kasar merupakan salah satu jenis kekerasan. Kekerasan tidak hanya melibatkan fisik, namun juga perlakuan lainnya seperti hinaan, ejekan, dan kata-kata kasar. Tindakan ini termasuk dalam kekerasan dalam bentuk verbal.

Kamu harus tahu bagaimana ciri ciri dari suami yang kasar sehingga dapat memutuskan haruskah bertahan dengan suami yang kasar atau mencoba terus bersabar dengan sikapnya.

Menerima konsekuensi perbuatan

Menerima konsekuensi terhadap sifat kekerasan atau kasar yang pernah dilakukan baik itu dari keluarga atau lingkungan sekitar.

Tentang detik's Advocate

detik's Advocate adalah rubrik di detikcom berupa tanya-jawab dan konsultasi hukum dari pembaca detikcom. Semua pertanyaan akan dijawab dan dikupas tuntas oleh para pakar di bidangnya.

Pembaca boleh bertanya semua hal tentang hukum, baik masalah pidana, perdata, keluarga, hubungan dengan kekasih, UU Informasi dan Teknologi Elektronik (ITE), hukum merekam hubungan badan (UU Pornografi), hukum internasional, hukum waris, hukum pajak, perlindungan konsumen dan lain-lain.

Identitas penanya bisa ditulis terang atau disamarkan, disesuaikan dengan keinginan pembaca. Seluruh identitas penanya kami jamin akan dirahasiakan.

Pertanyaan dan masalah hukum/pertanyaan seputar hukum di atas, bisa dikirim ke kami ya di email: [email protected] dan di-cc ke-email: [email protected]

Kami harap pembaca mengajukan pertanyaan dengan detail, runutan kronologi apa yang dialami. Semakin baik bila dilampirkan sejumlah alat bukti untuk mendukung permasalahan Anda.

Semua jawaban di rubrik ini bersifat informatif belaka dan bukan bagian dari legal opinion yang bisa dijadikan alat bukti di pengadilan serta tidak bisa digugat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menjalani peran tulang punggung keluarga dan mengurus rumah tangga memang bukan pekerjaan mudah. Wajar kok, kalau Anda merasa lelah. Hal yang perlu diwaspadai justru ketika Anda terus menerus merasa baik-baik saja padahal sebenarnya ada rasa tertekan dan kelelahan yang tidak dirasakan.

Hal yang Anda lakukan untuk memahami apa yang membuat suami berperilaku kasar sudah menjadi langkah yang tepat. Kondisi pengangguran memang bisa membuat seseorang frustrasi dan menampilkan sikap yang berbeda. Hanya saja, jika perilaku ini sudah muncul sejak masa pacaran, berarti kondisi pengangguran bukanlah pemicunya, melainkan hanya faktor yang memperkuat apa yang sudah ada sebelumnya. Cari tahu awal mula perilaku seperti ini muncul, bisa saja suami memiliki trauma di masa lalu yang membuat ia merasa tidak memiliki kontrol untuk mengelola emosinya.

Memahami dan menerima perlakuan pasangan tentu saja merupakan dua hal yang berbeda. Bagaimanapun kondisi suami, Anda tetap pasangannya yang juga berhak untuk dihargai dan dihormati. Saya belum mendapatkan gambaran bagaimana Anda merespons terhadap pasangan saat ia mengontrol dan berkata kasar pada Anda. Terkadang perlu ada sikap tegas juga dengan mengkomunikasikan perilaku seperti apa yang bisa membuat Anda merasa dihargai oleh pasangan.

Perilaku mengontrol dan berkata kasar sebenarnya sudah dapat dikategorikan sebagai perilaku kekerasan dalam sebuah hubungan. Biasanya ada siklus kekerasan yang berulang. Fase pertama, membangun ketegangan. Pasangan merasa punya kontrol, mudah marah, mengkritik, dan sebagainya. Kemudian, pelaku akan mulai melakukan tindakan kekerasan yang bisa dalam bentuk kekerasan psikis (biasanya dalam bentuk verbal), kekerasan fisik, kekerasan seksual, maupun finansial. Fase yang terakhir adalah fase bulan madu dalam artian pasangan akan meminta maaf atau berjanji tidak akan mengulang perbuatan kekerasan. Pada kasus yang tidak terlalu ekstrim, fase bulan madu ini bisa juga terjadi ketika pasangan bersikap biasa saja seakan tidak ada kejadian yang terjadi.

Waspadai jika pola ini terus berulang, jika tidak ditangani sampai tuntas, ada potensi kekerasan ini bertambah intensitasnya menjadi kekerasan yang lebih besar. Barangkali ini juga yang menjadi kekhawatiran orang tua Anda. Apakah pasangan bisa berubah? Kalau ia mau berubah, dan mendapatkan bantuan dari lingkungannya, bisa saja ia berubah. Perceraian tidak selalu menjadi satu-satunya solusi, namun memang bisa menjadi alternatif jika kekerasan yang terjadi semakin intens dan tidak ada keinginan dari pasangan untuk berubah.

Tiap kali Anda mendengar kata-kata suami berkata kasar, selalu ingatkan diri Anda bahwa tidak semua yang suami katakan itu benar dan menggambarkan diri Anda. Lakukan teknik relaksasi seperti menarik dan menghembuskan napas panjang dan tenang berulang kali sampai terasa nyaman kembali. Minta bantuan orang terdekat ketika Anda merasa tertekan dan tidak berdaya. Jika ini semua belum membuat Anda bisa keluar dari siklus kekerasan, berkonsultasi tatap muka kepada psikolog klinis dewasa dapat menjadi alternatif yang dapat dilakukan.

Psikolog Perkawinan dan Keluarga di Klinik Rumah Hati

Jl. Muhasyim VII no. 41, Cilandak, Jakarta Selatan

Twitter: @wulanayur dan @twitpranikah

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Kekerasan kerap terjadi dalam rumah tangga, baik secara verbal hingga serangan fisik. Kejadian yang lebih banyak dirasakan wanita ini tentunya akan menyakiti istri.

Lantas bagaimana Islam memandang kekerasan fisik dan verbal yang dilakukan suami kepada istri? Apakah dibolehkan?

Dilansir dari Elbalad, anggota Fatwa di Dar Al Ifta Mesir, Syekh Mahmoud Syalabi mengatakan bahwa tidak boleh bagi seorang pria untuk menghina atau memukul istrinya. Karena Rasulullah SAW sendiri yang melarangnya.

Menurutnya, para pria yang melakukan tindakan ini, mereka seakan merasa sebagai yang paling berkuasa dan bisa melakukan apa saja kepada istrinya.

Perilaku ini tentunya bertentangan dengan Islam dan tidak ada ajaran Islam yang memerintahkan untuk berlaku semena-mena kepada istri.  Rasulullah SAW bersabda:

خيركم خيركم لأهله وأنا خيركم لأهلي Artinya: “Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik dari kamu untuk keluarganya, dan aku yang terbaik dari Anda untuk keluarga saya.”

Nabi SAW dalam banyak hadits memerintahkan untuk berlaku lemah lembut kepada pasangan, berlaku adil hingga saling berkasih sayang. Hal ini karena Rasulullah SAW menyebut rahmat Allah SWT akan diberikan kepada orang-orang yang menebar kasih sayang.

Bagaimana menghadapi suami yang suka menghina? Para ulama mengajarkan, sebelum suami meminta istri untuk menghormatinya, maka haruslah memperlakukan istrinya dengan muamalah yang baik.

Perlu diingat bahwa seorang istri tergantung juga dengan kualitas suaminya. Adapun jika memang seorang suami meninggikan suaranya di depan istrinya, akan lebih baik bagi istri untuk tidak meninggikan suaranya juga. Karena keunggulan perempuan adalah dari ketenangannya.

Anggota Fatwa di Dar Al Ifta Mesir, Syekh Ali Fakhr, mengatakan  memukul istri dengan tangan atau bahkan dengan benda berat tidak diperbolehkan. Jika memang ingin menghukum, alat itu tidak boleh lebih besar dari lidi atau pensil.

Dia menambahkan bahwa pemukulan dalam Islam dimaksudkan sebagai peringatan keras, jika memang peringatan ini telah berulang kali dibicarakan.

"Pemukulan suami terhadap istrinya ditolak dari sudut pandang Syariah, karena itu adalah masalah yang mempengaruhi martabatnya dan wajib baginya untuk merawatnya agar kehidupan di antara mereka menjadi lurus," jelasnya.

Seseorang terkadang menunjukkan sifat aslinya saat berada dalam kondisi tertekan. Jika suami sering berkata kasar tentu hal ini membuat kamu bimbang ya. Bagaimana menyikapinya dan haruskah bertahan dengan suami yang kasar?

Tentunya memiliki suami dengan sifat kasar bisa membuat pasangannya tidak nyaman, menyakiti hati dan merasa gagal dalam memilih pasangan. Lalu, bagaimana menyikapi suami kasar? Yuk, coba ikuti ulasan berikut ini.

Kesadaran datang dari dirinya sendiri

Untuk mengubah sifat kasar suami, hal itu tidak dapat dilakukan oleh istri ataupun orang lain. Harus ada motivasi kuat sehingga sifat kasar dapat diubah ke arah yang lebih baik.

Cara menghadapi suami yang kasar

Suami memiliki sifat kasar harus bisa disikapi dengan cara tegas. Tips untuk menghadapi suami kasar antara lain:

Jika kamu merasa bahwa suami tidak dapat lagi diajak diskusi dengan baik dan dia tidak membantu mempertahankan rumah tangga, maka mungkin bercerai bisa menjadi solusinya.

Namun jika suami masih ada keinginan untuk memperbaiki diri, maka bantuan dari konseling pernikahan atau konseling keluarga dapat menjadi cara untuk menemukan solusi yang lebih baik.

Memang tidak mudah menghadapi suami yang egois dan haruskah bertahan dengan suami yang kasar. Kenali sejauh apa kemampuan kamu dalam menghadapi suami. Berikan waktu kepada dirimu sendiri untuk mengevaluasi hubungan rumah tangga.

Cara menghadapi suami yang kasar

Suami memiliki sifat kasar harus bisa disikapi dengan cara tegas. Tips untuk menghadapi suami kasar antara lain:

Jika kamu merasa bahwa suami tidak dapat lagi diajak diskusi dengan baik dan dia tidak membantu mempertahankan rumah tangga, maka mungkin bercerai bisa menjadi solusinya.

Namun jika suami masih ada keinginan untuk memperbaiki diri, maka bantuan dari konseling pernikahan atau konseling keluarga dapat menjadi cara untuk menemukan solusi yang lebih baik.

Memang tidak mudah menghadapi suami yang egois dan haruskah bertahan dengan suami yang kasar. Kenali sejauh apa kemampuan kamu dalam menghadapi suami. Berikan waktu kepada dirimu sendiri untuk mengevaluasi hubungan rumah tangga.

Seseorang terkadang menunjukkan sifat aslinya saat berada dalam kondisi tertekan. Jika suami sering berkata kasar tentu hal ini membuat kamu bimbang ya. Bagaimana menyikapinya dan haruskah bertahan dengan suami yang kasar?

Tentunya memiliki suami dengan sifat kasar bisa membuat pasangannya tidak nyaman, menyakiti hati dan merasa gagal dalam memilih pasangan. Lalu, bagaimana menyikapi suami kasar? Yuk, coba ikuti ulasan berikut ini.

Memiliki cara lain untuk meluapkan emosi

Mencoba mencari cara untuk meluapkan emosi dengan cara lain dan tidak lagi menggunakan kekerasan atau kata-kata kasar.

Haruskah bertahan dengan suami yang kasar? Tentunya hal ini bisa dilihat dari cara suami apakah ingin tetap memiliki sifat kasar. Jika memang suami dapat menunjukkan perubahan, bisa jadi rumah tangga masih dapat diselamatkan.